Jumat, 20 Desember 2013

Review CineUs


Review Novel CineUs
by : Rini Widyastuti

Judul: CineUs
No. ISBN: 0190166187 (ISBN13:
2012190166187)
Penulis: Evi Sri Rezeki ( @EviSriRezeki )
Penerbit: Noura Books ( teen@noura)
Lini Remaja Penerbit Noura Books
PT Mizan Publika
Penyunting: Dellafirayama
Penyelaras aksara: Novia Fajriani,
@kaguralian
Penata aksara: Nurul M Janna
Perancang sampul: Fahmi Ilmansyah
Penggambar ilustrasi isi: Anisa Meilasyari
Terbit: September 2013
Jumlah halaman: 304 Halaman
Genre : Teenlit
Harga: Rp. 48.500,00
Format : Softcover

Pertama, ketika kita melihat sampul buku apik nan sederhana ini, apa yang terlihat dan apa kesan yang kita dapat? Sampul berlatar biru muda indah dengan gambar kartun yang lucu dan unik, terdiri dari tiga orang remaja yang merupakan penggambaran sosok Lena, Rizky (atau Dion?) dan Dania. Tokoh utama novel ini.

Cover sisi dalam pun juga bagus; kopi hitam kesukaan
Lena, handycam yang selalu dibawa Dion kemana-mana, dan earphone, sama sosok
Dion dan Dania.

Eye catching deh..pokoknya...
very interesting.

Kedua, Judul yang dipilih penulis untuk
buku ini cool. Simpel tapi
mengena pada sasaran
Benar-benar "beraroma" film.
Judul yang sangat film itu didukung dengan isi
yang benar-benar didominasi dengan
bermacam perbincangan tokohnya. Terlihat jika penulis benar-benar
memiliki pengetahuan khusus dan ataupun telah
melakukan riset yang mendalam sebelum
menulis novel apik ini.

Saya pribadi bukan orang film, tapi saya sangat suka
liat film, walau jenis tertentu saja. Lalu, apa yang bikin buku ini menarik? Tema unik yang diangkat Evi ini adalah benar-benar tema yang
jarang ada. Bisa menambah pengetahuan kita. Dan aku pribadi sangat suka menambah pengetahuan. :-).

Novel berjudul CineUs karya Evi Sri Rezeki ini adalah salah satu koleksi bacaan yang wajib dimiliki oleh seorang aktifis pada umumnya dan penyuka atau penikmat film/sinema pada khususnya. Walo tak menutup kemungkinan bagi mereka orang awam yang ingin mempelajari tentang film atau sekedar untuk menambah pengetahuan saja. Karena dari buku ini,  kita akan mempelajari sisi unik dari sebuah komunitas klub seni yang ada di lingkungan kita- (baca lingkungan sekolah.)

Film sendiri adalah salah satu karya seni yang perlu kita hargai. Dari film ini banyak sekali elemen yang terlibat. Sebagai orang awam mungkin kita hanya melihat film dalam bentuk yang sudah jadi, tanpa tahu betapa rumitnya pembuatan dari pra produksi sampai selesai menjadi tontonan yang siap diapresiasi masyarakat.

Dari novel karya Evi ini, selain  kita bisa belajar tentang film,  pembuatan naskah (asyikk), juga bisa untuk sejenak mengenang masa indah SMA kita. (lagu jadul punya Paramita Rusady tuh). Tentang cinta monyet,  persahabatan dan meraih mimpi. Good job.

Perjuangan mempertahankan sebuah Klub dalam cerita sangat menarik. Sangat inspiratif. Memilih tema
dengan Klub Film ini juga sangat cerdas. Unik. Baru kali ini aku membaca hal-
hal tentang film maupun
webseries tapi dalam bentuk fiksi bukan non fiksi. Meski
kesannya ringan dan remaja sekali, buku ini secara tak langsung ingin menyampaikan
pesan yang amat mendalam. Mengenai usaha yang tak kenal lelah untuk mewujudkan mimpi meski ada beragam
halangan.

Buku ini bergenre teenlit-genre yang sebetulnya secara pribadi kurang begitu aku lirik(karena biasanya dibaca haha nah lo) karena kebanyakan sangat ringan dan banyak lo gue nya yang rada bkin eneg, penokohan yang berlebihan,  cerita yang cinta melulu seolah ga ada kerjaan yang lain alias lebaycinta.com, bahasa yang terlalu ringan seperti kapas,  sampai ga da yang terkenang di memori kita setelah kelar membacanya, kurang memberi kesan,  masalah yang dibuat-buat sekedar tempelan, dsb dst #maaf lebay too much berlebihan#-Tetapi teenlit yang ini lain,  sekali lagi DIFFERENT, karena Cine Us cukup  berbobot dan memberikan banyak
pesan tentang pantang menyerah. Ceritanya juga bagus, mengalir mulus,  kentara penulisnya berbakat bercerita secara runut. Evi Sri Rejeki sukses menghadirkan
novel teenlit yang beda dari
mainstream novel-novel sejenis yang banyak beredar saat ini.

Ternyata isi buku ini jauh lebih kompleks
dari apa yang aku bayangkan, aku pun menikmati membacanya hingga akhir...

Apalagi dengan adanya ilustrasi-ilustrasi
super keren di dalam buku ini yang membuat aku semakin menikmati membacanya.

Cerita dari novel S club series terbitan nourabook teenlit ini diawali dengan kebahagiaan
ketiga sahabat yaitu Lena, Dion, Dania, tersebut dengan
terbitnya surat resmi dari sekolah untuk mendirikan Klub Film.(btw aku pribadi belum pernah menjumpai klub kreatif seperti ini di smp/sma, ini inspirasi yang oke juga buat para praktisi pendidikan untuk mengadakannya di sekolah mereka masing- masing hohoi why not?) 
Sejak itu mereka berjibaku mempromosikan
Klub Film, hingga setahun lamanya  dalam membangun Klub Film di sekolah Cerdas Pintar (nama sekolah yang aneh kalau melihat justru muridnya tidak bisa menghargai klub kreatif di sekolahnya sendiri). Mulai dari
pembentukannya, perjuangan untuk menghasilkan karya yang akan mengangkat citra Klub Film serta impian memenangkan lomba Festival
Film Remaja di Jakarta. Lena dan temannya akhirnya bisa menggaet 7 murid yang super unik menjadi anggota Klub Film. Kini mereka berencana mengadakan acara nobar
(nonton bareng) di lapangan basket dengan menampilkan film horor karya mereka. Sungguh para remaja yang tangguh. (tapi apakah ada di dunia nyata? tak apalah penting bisa menginspirasi)

Berikutnya penokohan. Ada tokoh Adit yang merupakan mantan kekasih Lena,  yang sekaligus menjadi kompetitor dalam karya sinema mereka. Bahkan mereka bertaruh untuk saling mengalahkan dalam Festival Film Remaja.
Dan Festival Film Remaja kali ini menjadi pertaruhan harga diri keduanya. Komitmen Lena untuk membuat Klub Film bermartabat berbenturan dengan egonya untuk
mengalahkan Adit dalam pertaruhan mereka.

Soal tokoh ini. Sedikit kritik saja, tokoh utama, Lena,  kurang terekspose, terlalu asyik dengan problem cinta, sahabat dan karya filmnya, sehingga hampir melupakan nya sebagai tokoh utama yang harus diberi porsi lebih untuk kehidupan dan pemikirannya. Nilai plusnya pemilihan karakter Lena yang
cenderung sederhana karena lain dengan tokoh teenlit lainnya yang seperti miss perfect,  Lena sangat nyata, natural. Bukan sorotan
massa. Bukan perempuan sempurna. Hanya
memiliki tekad yang kuat. Nama Lena sendiri terdiri dari Lelatu artinya bunga
api. Bercak-bercak api yang berhamburan ke
arah langit. Namira berasal dari bahasa Arab
yang artinya gesit seperti kucing.Hmm... berarti Lena adalah gadis lincah yang bercahaya seperti api di langit? good meaning, jadi pengen punya anak dengan nama itu :-).

Tokoh-tokoh lainnya,  seperti Dania, Rommy,  Rizky,  Ryan juga kurang terekspose,  tapi itu mungkin lebih baik,  agar cerita tidak bertele-tele. :-). Lho...

Dan terakhir adalah senjata utama dari sebuah novel yaitu kata-kata. Terutama yang berarti di hati. Aku pribadi penyuka kata-kata indah dan sering mengoleksinya (kurang kerjaan gak sih?). Di Cine Us
Ada kata-kata apik penumbuh semangat sbb:

"Setinggi apapun impianmu, kamu
hanya butuh percaya ".(hal 280)

"Kalian enggak akan pernah jadi besar
kalau enggak terima kritikan!"
(halaman 100)

"Dalam keadaan segenting
apapun, masalah sebesar apapun, selama
masih mau berusaha dan percaya jika
harapan itu ada, maka akan ada jalan keluar."

" Hujan adalah musik alam paling merdu,
paling sunyi. Ketajamannya melukai setiap
inci memori ."(Hal 262)

"Begitulah, ketika kita merasa kehilangan.
Segalanya terlihat berbeda, atau barangkali
cara pandang kita yang berubah."

"Merenung itu harus dilakukan pada saat
momen tertentu, seperti saat kita sedang
melakukan kesalahan atau ada hal-hal yang
membutuhkan keputusan"

"Kenapa enggak kejar impian dari
sekarang?" - Lena  (hal 250)

"Len, di dunia ini, ada dua hal yang pantas
diperjuangkan. Yaitu impian dan cinta."
_Dion

"Bersyukurlah kalau kalian dapat kritikan,
berarti karya kalian diapresiasi. Kalau
sebuah karya sudah dilempar kemasyarakat,
karya itu bukan milik kalian lagi. Sudah jadi
milik publik!"
_Rizki

"Sahabat pasti akan kembali sekalipun bertengkar hebat. Sahabat sejati selalu punya tempat di hati, kehilangan mereka akan menyisakan ruang kosong yang tak
bisa ditambal lagi." Lena

"...Kemenangan lahir dari proses, dari
perjuangan! Kamu tahu, sebanyak apa pun
kamu mencari pengakuan dari orang lain,
kamu tidak akan pernah bisa memuaskan
dirimu sendiri! Karena kepuasanmu bukan
berasal dari hatimu sendiri!" Rizki.

"Malasnya ngobrol dengan orang dewasa,
tuh, kalian terlalu realistis. Tapi, yeah, aku
juga belum dewasa. Jadi, enggak tahu
gimana rasanya di posisi kalian. Kenapa
enggak kejar impian dari sekarang? Kenapa
harus tunggu kaya? Itu juga kalau kaya.
Kalau enggak?".Lena

"Setinggi apapun impianmu, kamu hanya butuh percaya. Seperti aku mempercayai
impianku. Sertakan orang-orang yang kau cintai dalam impianmu. Karena mereka
adalah sumber kekuatan bagimu. Satu hal lagi, Tuhan bersama kita yang berjuang."
Lena

"Bukankah orang sering kali bersikap
tolol ketika berhadapan dengan
perasaan?" (hlm. 119)

"Rasa marah adalah musuh besar
logika. "(hlm. 161)

"Seharusnya impian dan cinta bisa jalan
berdampingan." (hlm. 263)

"Yang paling sulit dari segala hal di
dunia ini adalah berdamai dengan diri
sendiri." (hlm. 239)

Soal ending, ini gak terduga. Meski sudah menduga-duga bagaimana akhirnya.
Tapi gak sama ternyata. Nah lo. Hanya ada beberapa hal yang kurang jelas dibagian ending. Ada masalah-masalah yang terasa masih mengganjal di hati. Sudahlah. Mungkin itu diserahkan pada kita pembaca untuk memberi ending yang kita inginkan barangkali? thinking positively lah.

Bagaimana?
Tertarik untuk membuat film sekarang? Kejauhan yaw.
Beli bukunya dulu ya.
Peace...


1 komentar:

  1. Terima kasih sudah mengapresiasi novel CineUs. Semoga nanti berkenan mengapresiasi sekuelnya :)

    BalasHapus